Prolog
Matahari kian menurun, cerah terik tergantikan
jingga. menandakan waktu sore tiba. orang-orang yang bekerja disawah mulai
pulang. Letih lelah yang mereka rasakan, terbayar lunas ketika melihat senyum
anak-anak yang menunggunya. Itu yang diharapkan (hampir) semua pekerja sawah.
Sebaliknya
Bagi anak-anak, melihat ayah mereka pulang merupakan
salah satu hal yang mereka tunggu. Seharian tanpa melihat wajah ayah merupakan
hal yang tidak disenangi anak. Begitulah yang dipikirkan orang-orang.
Namun, sore ini berbeda. Harapan ingin segera
melihat wajah anak, harapan ingin segera melihat wajah ayah. Semuanya hilang.
Ketika 30 prajurit serta 2 orang Rical mendatangi wilayah mereka. Mengumpulkan
semua RNB.
“tau sebab kalian dikumpulkan??” teriak salah satu
anggota Rical berkode 15. Dengan zirahnya yg gagah, ia mulai mendekati
kerumunan RNB.
“Pajak kalian belum lunas!!!” sambung Rical 13.
“tapi, kami sudah membayarnya” balas salah seorang
RNB.
Mendengar balasan tersebut, Rical 15 mendekatinya.
Ternyata pria paruh baya yang membalasnya. Dengan segera 15 menggenggam erat
bajunya lalu mengangkat pria tersebut dengan
tangan kirinya. Walau pria tersebut 3 kali lebih besar darinya, namun 15
mengangkatnya dengan mudah. Layaknya pria tersebut 3 kali lebih kecil darinya.
“Burn”
Seketika pria paruh baya terbakar, Salah satu
kekuatan yang dimiliki Rical, apapun yang menyentuh 15 ketika ia menggunakan burn.
Akan terbakar.
Api membakar seluruh tubuh pria tersebut,
teriakannya terdengar keseluruh RNB disana. RNB lainnya hanya bisa diam membisu
, tidak bisa melawan, mengabaikan layaknya tidak terjadi apa-apa. Bukan berati
tidak peduli, namun tidak memiliki kekuatan untuk melawan.
Pria tadi mencoba lepas dari genggaman 15, tidak
bisa. Genggamannya sangat kuat. Dengan tersenyum 15 melihat pria tersebut
menggeliat kepanasan. Beberapa saat terbakar. Lalu diam, menandakan pria
tersebut telah mati.
Hangus terbakar.
“ha..haha.haha” tertawa lepas, puas ketika melihat
korbannya menggeliat layaknya cacing.
Seorang anak lari mendekati mayat tersebut,
menangis. anak tersebut menangis melihat ayahnya dibakar tepat didepan matanya.
Merupakan sesuatu hal yang tidak pantas untuk dilihat anak kecil. Memeluk mayat
ayahnya, ketakutan. Emosi memuncak.
“dasar orang jahat” balas teriak anak tersebut
“jadi kau juga mau dibakar”
15 perlahan mendekati anak itu, lalu meraihnya. namun tiba-tiba ada batu yang melayang
kearah tangannya. Batu tersebut bukan datang dari arah RNB, melainkan dari hutan
desa. Dengan batu itu juga membuat tangan 15 tergores. Lemparan yang sangat
akurat.
“ siapa disana? Keluar kau bajingan” makin marah,
mengeluarkan pedangnya. Lalu menunjuk kearah hutan. Pedang dengan ukiran 15,
pertanda pedang tersebut miliknya. Serta hanya 15 yang bisa menggunakannya.
Seorang pria keluar dari arah hutan, menggunakan
topeng merah pucat. jubah hitam yang hampir menutupi sebagian tubuhnya. 1 sisi
pedang dikirinya. Dengan santai berjalan kearah mereka.
Mencoba melawan 30 prajurit serta 2 Rical.
EmoticonEmoticon