Life - Dark Side (Prolog)

00.04

 
Prolog

Matahari kian menurun, cerah terik tergantikan jingga. menandakan waktu sore tiba. orang-orang yang bekerja disawah mulai pulang. Letih lelah yang mereka rasakan, terbayar lunas ketika melihat senyum anak-anak yang menunggunya. Itu yang diharapkan (hampir) semua pekerja sawah. 

Sebaliknya

Bagi anak-anak, melihat ayah mereka pulang merupakan salah satu hal yang mereka tunggu. Seharian tanpa melihat wajah ayah merupakan hal yang tidak disenangi anak. Begitulah yang dipikirkan orang-orang.
Namun, sore ini berbeda. Harapan ingin segera melihat wajah anak, harapan ingin segera melihat wajah ayah. Semuanya hilang. Ketika 30 prajurit serta 2 orang Rical mendatangi wilayah mereka. Mengumpulkan semua RNB.

“tau sebab kalian dikumpulkan??” teriak salah satu anggota Rical berkode 15. Dengan zirahnya yg gagah, ia mulai mendekati kerumunan  RNB.

“Pajak kalian belum lunas!!!” sambung Rical 13.

“tapi, kami sudah membayarnya” balas salah seorang RNB.

Mendengar balasan tersebut, Rical 15 mendekatinya. Ternyata pria paruh baya yang membalasnya. Dengan segera 15 menggenggam erat bajunya lalu mengangkat pria tersebut dengan  tangan kirinya. Walau pria tersebut 3 kali lebih besar darinya, namun 15 mengangkatnya dengan mudah. Layaknya pria tersebut 3 kali lebih kecil darinya.

“Burn”

Seketika pria paruh baya terbakar, Salah satu kekuatan yang dimiliki Rical, apapun yang menyentuh 15 ketika ia menggunakan burn. Akan terbakar.

Api membakar seluruh tubuh pria tersebut, teriakannya terdengar keseluruh RNB disana. RNB lainnya hanya bisa diam membisu , tidak bisa melawan, mengabaikan layaknya tidak terjadi apa-apa. Bukan berati tidak peduli, namun tidak memiliki kekuatan untuk melawan.

Pria tadi mencoba lepas dari genggaman 15, tidak bisa. Genggamannya sangat kuat. Dengan tersenyum 15 melihat pria tersebut menggeliat kepanasan. Beberapa saat terbakar. Lalu diam, menandakan pria tersebut telah mati.

Hangus terbakar.

“ha..haha.haha” tertawa lepas, puas ketika melihat korbannya menggeliat layaknya cacing.

Seorang anak lari mendekati mayat tersebut, menangis. anak tersebut menangis melihat ayahnya dibakar tepat didepan matanya. Merupakan sesuatu hal yang tidak pantas untuk dilihat anak kecil. Memeluk mayat ayahnya, ketakutan. Emosi memuncak.

“dasar orang jahat” balas teriak anak tersebut

“jadi kau juga mau dibakar”

15 perlahan mendekati anak itu, lalu  meraihnya. namun tiba-tiba ada batu yang melayang kearah tangannya. Batu tersebut bukan datang dari arah RNB, melainkan dari hutan desa. Dengan batu itu juga membuat tangan 15 tergores. Lemparan yang sangat akurat.

“ siapa disana? Keluar kau bajingan” makin marah, mengeluarkan pedangnya. Lalu menunjuk kearah hutan. Pedang dengan ukiran 15, pertanda pedang tersebut miliknya. Serta hanya 15 yang bisa menggunakannya.

Seorang pria keluar dari arah hutan, menggunakan topeng merah pucat. jubah hitam yang hampir menutupi sebagian tubuhnya. 1 sisi pedang dikirinya. Dengan santai berjalan kearah mereka. 

Mencoba melawan 30 prajurit serta 2 Rical.



Share this

Related Posts

Previous
Next Post »